Pages

Monday, March 16, 2009

Working Mom vs Full Time Mom.......

Menjadi ibu adalah fitrah setiap perempuan.....hamil, menyusui, mendidik anak, adalah sebagian kecil fungsi seorang ibu yang tidak tergantikan, bahkan oleh nenek, kakek,atau ayahnya sekalipun. Kasih ibu sepanjang masa, tidak perlu pengakuan siapapun, seorang ibu pasti akan memberikan seluruh waktu, perhatian, jiwa raganya kepada anak-anaknya melebihi cintanya kepada yang lain. Tak kenal lelah, letih, semua dilakukan, dikorbankan demi kebahagiaan dan segala kebaikan anak-anaknya. Kebahagiaan seorang ibu akan teramat sangat ketika melihat anak-anaknya bahagia...bermain bersama mereka, tertawa dan bercanda bersama, merawat dan mendampinginya tumbuh menjadi sehat, pintar dan sholeh-sholehah.

Sekarang ini, ibu bekerja sudah jamak, bukan semata alasan ekonomis, apapun latarbelakangnya, ibu bekerja atau working mom adalah sebuah pilihan. Untuk menjadi full time mom--FTM juga sebuah pilihan yang membanggakan. Pemilihan kata FTM, bukan pula berarti freelance mom bagi ibu bekerja. Ibu bekerja pasti juga akan memberikan seluruh waktunya untuk fungsi keibuannya, tidak ada yang mempertanyakan lagi. Memilih salah satu diantara keduanya bukanlah hal mudah, keduanya memiliki seni tersendiri.

Inilah yang aku rasakan sejak selama tiga bulan menikmati cuti bersalin, memuaskan diri menjadi FTM sepenuhnya. Ketika cuti bersalin anak pertama, mungkin aku belum merasakan betul perbedaannya, karena aku bisa mencurahkan perhatian seluruhnya hanya kepada si kakak-Amr, namun setelah lahirnya Faiz, aku merasa perlu belajar lebih banyak lagi tentang bagaimana menjadi seorang ibu. Lebih dari sekedar menyusui, menyuapi, menemani bermain, dan aktifitas tampak mata lainnya. Tetapi juga belajar bagaimana bersikap adil, sabar, ikhlas....dan semua hal abstrak yang tidak pernah kupelajari di sekolah sebelumnya.

Hari ini adalah hari pertama masuk kantor. Berat pasti, tapi ini juga bagian dari fungsi, fungsi seorang ibu yang juga pekerja di luar rumah. Bagi sebagian ibu lain yang bisa tetap bekerja dan berkarya di rumah, di samping putra-putri tercinta, mungkin adalah kondisi ideal yang diimpikan setiap ibu. Tidak perlu ada pertentangan batin antara WM vs FTM.....karena keduanya ada dalam genggaman. Meskipun kelebihan dan kekurangan itu pasti ada. Tidak mudah memanajemen diri dan karir saat harus berkantor di rumah, namun saat bahagia itu teraih, sukses karya dan rumah, pasti lupa segala keluh dan peluh yang ada dalam setiap proses.

Bagi ibu yang kebetulan berkantor di luar rumah, juga pasti sama, memiliki dinamika dan romantika tersendiri. Berpacu dengan datangnya mentari untuk membereskan segala keperluan "rumah", menempuh jarak berkilo-kilo meter untuk mencapai tempat kerja, bermacet ria, mencuri waktu di sela ritme kerja untuk memerah ASI dan menelpon buah hati di rumah, dan semua tetek bengeknya. Semua adalah bagian dari sebuah pilihan untuk mencapai satu kata: bahagia, lahir batin tentunya, amin. 

No comments:

Post a Comment